
Dalam mencapai tujuan akhirat, yang dinilai Allah SWT adalah prosesnya bukan hasilnya, contoh: perbuatan kita yang kita lakukan dengan hasil amat sangat baik sekali namun ada unsur riya’, sombong, apalagi niatnya bukan karena Allah SWT maka sia-sialah perbuatan itu dalam pandangan Allah SWT. Berbeda dengan pencapaian tujuan sementara di dunia yang sering dinilai manusia melalui hasilnya, namun prosesnya sering terlupakan, contoh: menurut pandangan kebanyakan manusia bahwa orang yang berhasil adalah orang yang kaya, punya penghasilan berlebih, dan hidupnya mewah. Benarkah ?
Proses mencapai tujuan itulah kunci perbuatan kita. Proses yang baik akan menghasilkan tujuan yang baik pula. Amal perbuatan pada proses itulah yang dipertanggungjawabkan dihadapan Allah SWT.

Allah SWT sudah memberi petunjuk kepada kita untuk kebahagiaan dunia dan akhirat dengan Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah. Sebagaimana hadis rasulullah:

Sebagai penyemangat dalam hidup kita agar tetap survive (hidup lebih bersemangat) ada beberapa hal yang perlu kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:

Dari ayat tersebut bahwa yang namanya nasib sebenarnya tergantung pada kita sendiri. Itu jaminan Allah SWT, tuhan kita. Sesungguhnya Allah SWT telah memberi karunia dan nikmat kepada kita yang tak terhingga banyaknya (tidak bisa dihitung, walaupun dengan komputer yang secanggih apapun). Contoh: sinar matahari, atmosfer, gravitasi bumi dan bulan, sifat kemagnetan yang bisa menjadi listrik (salah satu kebutuhan pokok kita), air, kesehatan kita, dan sebagainya…

Kita harus berusaha untuk mencari karunia Allah tersebut untuk mengubah nasib kita demi kebahagiaan dunia akhirat kita.


Namun yang harus diingat, dalam mencari karunia Allah itu harus dengan cara yang baik dan berbuat baik pada makhluk Allah SWT lainnya (manusia dan lingkungannya).

Memang upaya untuk mencari karunia Allah yang bertebaran di muka bumi itu banyak kesulitan, namun dengan usaha kita yang kukuh, kesulitan itu akan berganti dengan kemudahan. Ada kata mutiara : ”Jika anda keras (semangat usaha dengan fokus dan tulus, berdoa, dan disiplin) pada diri sendiri, maka lingkungan akan lunak (banyak memberikan fasilitas) pada anda. Jika anda lunak (kurang usaha, banyak pamrih, lemah, kurang berdo’a, dan kurang disiplin) pada diri sendiri, maka lingkungan akan keras (tidak banyak memberikan fasilitas) pada anda”.

Pada surat di atas dinyatakan sebanyak dua kali bahwa sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Syarat untuk amemperoleh kemudahan dalam setiap persoalan adalah:
a. Sungguh-sungguh atau fokus dalam setiap mengerjakan suatu pekerjaan, artinya jika bekerja maka harus sungguh-sungguh, jika beristirahat juga harus sungguh-sungguh, demikian pula jika tidur harus sungguh-sungguh. Dalam pepatah Inggris dinyatakan “Do when you do, play when you play”. Fokus dalam melaksanakan pekerjaan itulah ciri dari orang yang profesional.
b. Terus menerus beraktivitas proporsional dalam kesungguhan. Bekerja fokus, shalat dan berdoa khusu’, istirahat lepaskan urusan pekerjaan, dan tidur nyenyak. Jangan hanya bermalas-malasan, berpangku tangan, dan menyerah pada keadaan.
c. Ikhlas (hanya berharap pada Allah) merupakan totalitas penyerahan diri pada Allah, sehingga ketergantungan manusia hanya pada Allah. Manusia berusaha, Allah yang menentukan. Manusia maupun makhluk lainnya yang kebetulan menjadi penolong maupun pahlawan dalam kehidupan kita hanyalah perantaraan saja. Allah-lah peyebabnya. Ketika kita dalam kesulitan kemudian pimpinan kita sebagai penolongnya, maka kita wajib berterimakasih pada pimpinan dan wajib bersyukur pada Allah yang telah memberikan perantaraan. Demikian pula ketika kita sakit keras kemudian menjadi sembuh dengan perantaraan dokter dengan obat tertentu, maka kita berterimakasih pada dokter dan wajib bersyukur pada Allah yang telah memberikan kesembuhan dengan perantaraan dokter dengan obat tertentu tersebut.

Dengan demikian hanya Allah SWT tempat kita bergantung. Jangan pernah takut dan bergantung pada siapapun kecuali pada Allah !. Ora et Labora atau berdo’a dan berusaha adalah penting dalam kehidupan kita. Berdo’a adalah proses mengikhlaskan setiap perbuatan/usaha kita. Allah SWT pasti mendengar do’a/permohonan kita.

Berdo’a dan berusaha harus kita lakukan secara ikhlas, sungguh-sungguh, dan terus menerus. Ada rumus TFTT : “Tulus Fokus Terus Tembus” artinya dalam setiap amal perbuatan kita harus dilandasi keikhlasan, dikerjakan dengan sungguh-sungguh, secara terus menerus insyaallah akan berhasil. Sebagaimana kita akan membakar kertas dengan loupe (kaca pembesar), maka kita harus sabar menempatkan titik fokus sinar matahari yang melalui kaca pembesar tersebut pada permukaan kertas secara terus-menerus. Jika tidak fokus dan tidak terus-menerus, maka kertas tidak akan terbakar. Namun jika kita berhasil memfokuskan sinar matahari pada kertas dengan kontinyu, maka kertas akan terbakar. Oleh karena itu kita harus memfokuskan diri pada pencarian solusi masalah kita secara terus menerus, tidak boleh bersikap lemah dan pesimis.


Setelah kita berdo’a dan berusaha maka akan mendapatkan hasilnya. Bagaimanapun hasil tersebut, harus kita syukuri dengan mengucapkan Alhamdulillah diikuti dengan amal perbuatan yang baik dan ikhlas.

Setiap amal perbuatan kita yang baik dan ikhlas akan mendapatkan pahala dari Allah SWT. Semakin banyak pahala itulah modal kita untuk mendapatkan banyak fasilitas didunia maupun diakhirat.


Memang kadang kala hasil usaha kita tidak seperti yang kita inginkan. Kita menginginkan A ternyata setelah berusaha, kita mendapatkan B sehingga kita kecewa. Hal seperti ini memang manusiawi, namun jika kita yakin pada Allah SWT, kita akan tetap berbuat baik, bersabar, dan tawakkal pada Allah SWT.

Setiap hasil usaha kita yang sudah kita terima, sisihkanlah untuk orang lain yang membutuhkan dan untuk amal jariyah dengan zakat, infaq, sedekah, dan sebagainya agar rasa syukur kita terbukti dihadapan Allah. Jangan berharap ucapan terimakasih atau balasan dari manusia. Hanya pada Allah kita berharap.


Zakat, infaq, sedekah, dan sebagainya yang kita berikan pada orang lain yang membutuhkan dan untuk amal jariyah merupakan wujud rasa syukur kita kepada Allah SWT juga akan membersihkan dan mensucikan hati kita.

Dengan hati yang bersih dan suci, kehidupan kita di dunia maupun di akhirat akan tenteram dan damai.



Marilah kita terus-menerus saling membantu dengan penuh keikhlasan agar amal perbuatan kita senantiasa mendapatkan pahala dari Allah SWT.

Dengan beriman, bertakwa, dan beramal yang ikhlas akan menjadikan kita sebagai orang saleh dan itulah sarana untuk mencapai tujuan hidup di akhirat, yaitu kebahagiaan kekal di akhirat.

Jangan Menyerah
(d’Masiv)
Tak ada manusia yang terlahir sempurna
Jangan kau sesali s’gala yang telah terjadi
Kita pasti pernah dapatkan cobaan yang berat
Seakan hidup ini tak ada artinya lagi
Syukuri apa yang ada, hidup adalah anug’rah
Tetap jalani hidup ini
Melakukan yang terbaik…
Tuhan pasti kan menunjukkan kebesaran dan kuasanya
Bagi hambanya yang sabar dan tak kenal putus asa
Jangan menyerah…
Jangan menyerah…
Jangan menyerah…a…a…a…
Jangan menyerah…
Jangan menyerah…
Jangan menyerah…o…o…o…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar